*Transkrip MATERI BINAR*
Dars 4: Tanda-Tanda Fi'il
-----------------------------------------------
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله, أما بعد.
Alhamdulillah kita lanjukan pembahasan dr kitab Al-Mumti' fi Syarhil A-Jurrumyyah yg dikarang oleh Syaikh Malik bin Salim حفظه الله تعلى. Kita sudah sampai ke bab عَلَامَاتُ الفِعْلِ, pembahasan tanda-tanda fi'il.
____________________
قاَلَ المُصَنّفُ : وَالفِعْلُ يُعْرَفُ بِقَدْ وَالسِّيْنِ وَسَوْفَ وَتَاءِ التّأْنِيْثِ السَّاكِنَةِ
Telah berkata Mushannif, yakni Ibnu Ajurum Ashshanhaji, fiil itu dikenal dg huruf qad, kemudian huruf sin, saufa, dan ta' ta'nits yg berharakat sukun
الشَّرْحُ :
*Penjelasan*
بَعْدَ أَنْ ذَكَرَ المُصَنّفُ عَلَامَاتِ الاِسْمِ , شَرَعَ فِيْ ذِكْرِ عَلَامَاتِ الفِعْلِ,
Setelah Ash-Shanhaji selesai menyebutkan tanda² isim, kemudian beliau mulai menyebutkan tanda² fiil.
فَذَكَرَ أَرْبَعَ عَلَامَاتٍ إِذَا وَجَدْتَ وَاحِدَةً مِنْهَا فِيْ كَلِمَةٍ أَوْ رَأَيْتَ أَنَّهَا تَقْبَلُهَا عَرَفْتَ أَنَّهَا فِعْلٌ,
Maka Mushonnif menyebutkan 4 tanda bagi fi'il , apabila engkau dapati salah satu darinya ada pada sebuah kalimat, atau kamu lihat bahwasannya kata tsb yang menerima tanda tsb, engkau tahu bahwasanya itu adalah fi'il
وَهِيَ: قَدْ: وَهِيَ حَرْفٌ مِنْ مَعَانِيْهَا التَّحْقِيْقُ,
📕 Pertama: Qad: adalah huruf yg diantara maknanya adalah tahqiq, atau penekanan.
تَدْخُلُ عَلَى المَاضِي نَحْوُ قَوِلِهِ تَعَالَى : {قَدْ سَمِعَ اللهُ}¹
Qad ini bisa masuk atas fi'il madhi, contohnya firman Allah Subhanahu wa Ta'ala: قَدْ سَمِعَ اللهُ.
Ini dalam Surat Al Mujadalah ayat 1
Kita lihat catatan kakinya
قَدْ : حَرْفُ تَحْقِيْقٍ , سَمِعَ: فِعْلٌ مَاضٍ, اللهُ : اِسْمٌ وَهُوَ فَاعِلٌ
Kalau nanti kita I'rab ya, قَدْ: harfu tahqiqin, سَمِعَ: fi'il madhi, اللهُ itu adalah failnya.
وَعَلَى المُضَارِعِ نَحْوُ قَوِلِهِ : {قَدْ يَعْلَمُ اللهُ }
Dan qad ini bisa juga masuk ke fi'il mudhari, contohnya قَدْ يَعْلَمُ اللهُ "Sungguh Allah Maha Mengetahui"
Kita lihat catatan kakinya dalam Surat An-Nuur ayat 63
I'rabnya :
قَدْ : حَرْفُ تَحْقِيْقٍ , يَعْلَمُ : فِعْلٌ مُضَارِعٌ , اللهُ : اِسْمٌ وَهُوَ فَاعِلٌ
وَالسِّيْنُ وَسَوْفَ :
📕 Tanda Fiil kedua dan ketiga : س sin & saufa سوفَ.
وَهُمَا حَرْفَا اسْتِقْبَالٍ يَخْتَصَّانِ بِالفِعْلِ المُضَارِعِ نَحْوُ قَوِلِهِ تَعَالَى : {سَأَسْتَغْفِرُ } وَقَوْلِهِ {سَوْفَ أَسْتَغْفِرُ
Dan sin dan saufa ini, keduanya merupakan huruf istiqbal. Jadi kalau nanti kita ngi'rab, sin dan saufa ini I'rabnya adalah حَرْفُ اِسْتِقْبَالٍ
Ini kenapa dibacanya وَهُمَا حَرْفَا nggak ada nunnya. Jadi kaidahnya mutsanna dan jamak mudzakkar salim kalau dia menjadi mudhaf, nunnya dibuang.
Asalnya ini وَهُمَا حَرْفَانِ, tapi karena حَرْفَانِ menjadi mudhaf, maka nunnya dibuang, menjadi وَهُمَا حَرْفَا اسْتِقْبَالٍ يَخْتَصَّانِ بِالفِعْلِ المُضَارِعِ.
Jadi sin dan saufa ini dikhususkan untuk fi'il mudhari saja. Tidak mungkin sin dan saufa ini masuk ke fi'il madhi. Karena namanya juga akan, enggak mungkin ke fi'il madhi yang telah berlalu. Yang namanya akan itu untuk sedang berlangsung atau yang akan datang.
Kita lihat catatan kakinya. Ya disini سَأَسْتَغْفِرُ itu surat Maryam ayat 47, kemudian cara ngi'rabnya:
سَأَسْتَغْفِرُ : السِّيْنُ : حَرْفُ اِسْتِقْبَالٍ , أَسْتَغْفِرُ : فِعْلٌ مُضَارِعٌ
Jadi I'rabnya, saufa dan sin itu harfu istiqbaalin, huruf istiqbal.
وَتَاءُ التّأْنِيْثِ السَّاكِنَةُ :
📕 Dan tanda fi'il yang ke-empat adalah ta' ta'nis yang sukun
وَهِيَ حَرْفٌ يَدُلُّ عَلَى أَنَّ مَا أُسْنِدَ إلَيْهِ الفِعْلُ مُؤَنَثٌ,
Dan ta' yang berharakat sukun ini adalah huruf yang menunjukkan bahwa apa yang disandarkan kepadanya merupakan fi'il yang dalam bentuk muannats.
Jadi kalau ada ta' yang berharakat sukun, itu menunjukkan bahwa fi'il yang ada yang disandarkan kepadanya merupakan muannats
وَهِيَ مُخْتَصَةٌ بِالفِعْلِ المَاضِي وَ تَتَّصِلُ بِاَخِرِهِ,
dan ta' ta'nis sakinah ini dikhususkan untuk fi'il madhi saja
Jadi nggak mungkin ada fi'il mudhari yang ujungnya ta' berharakat sukun- dan bersambung di akhir katanya.
نَحْوُ قَوِلِهِ تَعَالَى : {قَالَتْ نَمْلَةٌ }
Contohnya firman Allah Subhanahu wa Ta'ala: قَالَتْ نَمْلَةٌ (berkata seekor semut).
Ini dalam surat Annaml ayat 18
Cara mengi'rab ringkasnya :
قَالَتْ : قَالَ : فِعْلٌ مَاضٍ , التَّاءُ : حَرْفُ تَأْنِيْثِ , نَمْلَةٌ : فَاعِلٌ
وَحَاصِلُ مَاذَكَرَهُ مِنْ عَلاَمَاتِ الفِعْلِ أَرْبَعٌ :
Dan kesimpulan dari apa yang telah disebutkan oleh Mushonnif tentang tanda-tanda fi'il itu ada empat:
📕 وَاحِدَةٌ مُشْتَرِكَةٌ بَيْنَ المَاضِيْ وَ المُضَارِعِ وَهِيَ : قَدْ
Ada satu tanda yang bisa ke fi'il madhi dan juga ke fi'il mudhari, yaitu قَدْ. Tadi dikasi contoh ya قَدْ ini bisa masuk ke fi'il madhi dan juga fi'il mudhari. Seperti قَدْ قَامَ - قَدْ يَقُوْمُ keduanya bisa.
📕 وَاثْنَتَانِ تَخْتَصَّانِ بِالمُضَارِعِ وَهُمَا : السِّيْنُ وَسَوْفَ
dan dua tanda dikhususkan untuk fi'il mudhari saja yaitu sin dan saufa.
وَوَاحِدَةٌ مُخْتَصَةٌ بِالمَاضِي وَهِيَ : تَاءُ التّأْنِيْثِ السَّاكِنَةُ
dan satu tandanya lagi dikhususkan untuk fi'il madhi saja, yaitu ta' ta'nis yg berharakat sukun
_____________________
Thayyib, ini ada فَوَائِدُ وَتَنْبِيْهَاتٌ , faidah-faidah dan catatan penting
1⃣ - قَدْ : إِذَا دَخَلَتْ عَلَى الفِعْلِ المَاضِى فَإِنَّهَا تُفِيْدُ التَّحْقِيْقِ،
1. qad: apabila masuk atas fi'il madhi,- jadi jika setelah qad fi'il madhi- maka ia memberikan faidah tahqiq, penekanan, jadi artinya sungguh.
وَإِذَا دَخَلَتْ عَلَى الفِعْلِ المُضَارِعِ، فَإِنَّهَا تُفِيْدُ لِلتَّقْلِيْلِ غَالِبًا إِلّا فِيْ أَفْعَالِ اللّٰهِ تَعَالَى فَإِنَّهَا لِلتَّحْقِيْقِ
Tapi kalau qad, masuk atas fi'il mudhari, maka dia memberikan faidah makna taqrir, kadang-kadang.
Qad itu jika setelahnya fi'il madhi artinya adalah sungguh. Tapi kalau setelahnya fi'il mudhari artinya kadang-kadang.
إِلّا فِيْ أَفْعَالِ اللّٰهِ تَعَالَى فَإِنَّهَا لِلتَّحْقِيْقِ.
Kecuali pada perbuatan Allah Subhanahu wa Ta'ala: , فَإِنَّهَا لِلتَّحْقِيْقِ. Jadi qad kalau setelahnya fi'il mudhari, kalau itu berkaitan dengan Sifat Allah, Perbuatan Allah, maka itu adalah artinya adalah sungguh. Seperti tadi di ayat yang telah dicontohkan.
قَدْ يَعْلَمُ اللهُ
Ini kan nggak mungkin kalau kita terjemahkan terkadang Allah Mengetahui, ini nggak mungkin ya, ini sifat yang mustahil bagi Allah Subhanallahu wa Ta'ala. Padahal Allah adalah Yang Maha Mengetahui.
Maka قَدْ يَعْلَمُ اللهُ, sekalipun dia fi'il mudhari, tapi tetap kita artikan sungguh.
يُنْظَرُ (الدُّرُالْمَصُوْن)(٤١٢/١) أضْوَاءُالبَيَانِ ( ٢٥٦/٦ ) حَاشِيَةُ ابْنِ الحَاجِ ص
Ya silahkan dilihat kitab Ad-durul mashum (jilid 1 /hal 412), dan juga Adhwaa-ul Bayan (jilid 6 /hal 256), kemudian Hasyiyah Ibnu Hajj hal. 26 .
_______________________
Lalu الفَائدةُ الثانية, faidah yg kedua,
2⃣ - تَدْخُلُ لَامُ جَوَابِ القَسَمِ عَلَى قَدْ، نَحْوُ قَوْلِهِ تَعَلَى : {لَقَدْ خَلَقْنَ الإِنْسَانَ}
Lam jawab itu bisa masuk atas qad, contohnya dalam firman Allah Subhanallahu wa Ta'ala, لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنسَانَ ٍ, ini dalam surat attin ya.
{وَالتِّينِ وَالزَّيْتُونِ (1) وَطُورِ سِينِينَ (2) وَهَٰذَا الْبَلَدِ الْأَمِينِ (3) لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ (4)}
Lam yang ada pada لَقَدْ disini, ini merupakan huruf jawab qasam, huruf jawab sumpah. Jadi sebagai sumpahnya. Misalnya orang setelah menyebutkan nama Allah dalam bersumpah, kemudian dia menyebutkan sumpahnya.
Nah lam itu, syaikh Malik bin Salim ingin menjelaskan bahwasanya lam jawabul qasam ini bisa masuk ke atas qad.
Kemudian, الفَائدةُ الثالثة, faidah yg ketiga.
3⃣ - تَاءُ التَّأْنِيْثِ السَّاكِنَةُ:
Ta' ta'nis yg sukun
المُرَادُ أَنَّهَا سَاكِنَةُ فِي أَصْلِ وَضِعِهَا
Bahwasanya ta' ta'nis yg berharakat sukun ini yg dimaksud dengannya adalah yg sukun pd awal bentuknya
فَلَا يَضُرُّ تَحرِيكُهَا لِعَارِضٍ كَماَ إِذَا وَلِيَهَا سَاكِنٌ، فَتُحُرِّكَ بِالكَسْرِ لِلتَّخَلُّصِ مِنِ التِّقَاءِ السَّاكِنَيْنِ، نَحْوُ قَوْلِهِ تَعَلَى : {قَالَتِ امْرَأَتُ الْعَزِيْزِ}
Maka tidak mengapa memberikannya harakat, karena sebuah sebab, sebagaiamana apabila ta' tanis sakinah ini bertemu dg kata yg diawali sukun juga.
فَتُحُرِّكَ بِالكَسْرِ لِلتَّخَلُّصِ مِن التِّقَاءِ السَّاكِنَيْنِ،
Maka ta'tanis ini boleh diberi harakat kasrah, untuk menyelesaikan masalah bertemunya dua sukun.
نَحْوُ قَوْلِهِ تَعَلَى : {قَالَتِ امْرَأَتُ الْعَزِيْزِ}
Contohnya firman Allah Subhanahu wa Ta'ala,
قَالَتِ امْرَأَتُ الْعَزِيْزِ
Ini قَالَتِ, kenapa dibaca kasrah, karena bertemunya dua sukun.
Asalnya قَالَتْ امْرَأَتُ الْعَزِيْزِ , tapi karena bertemunya dua sukun, ini susah dibacanya kalau nggak diwashal. Supaya bisa dibaca washal, maka ta'nya yg asalnya sukun قَالَتْ diberi harakat kasrah, قَالَتِ امْرَأَتُ الْعَزِيْزِ , supaya لِلتَّخَلُّصِ, jadi supaya bisa dibaca.
Karena kalau dua-duanya sukun ini harus pakai waqaf ya قَالَتْ, lalu امْرَأَتُ الْعَزِيْزِ . Jadi supaya bisa dibaca, ta' nya ini diberi harakat kasrah.
4⃣ ٤. لَمْ يَذْكُرِالْمُصَنَّفُ تَاءَ الفَاعِلِ , وَ هِيَ عَلاَمَةُ مُّمَيِزَةٌ لِلْفَعِلِ الْمَاضِيْ . نَحْوُ : قُلتُ.
Faidah keempat : Ash - Shanhaji tidak menyebutkan Ta fail sebagai tanda bagi Fiil.
وَ هِيَ عَلاَمَةُ مُّمَيِزَةٌ لِلْفَعِلِ الْمَاضِيْ
Padahal Ta fail itu merupakan tanda spesial bagi fiil madhi.
Contohnya : قُلْتُ
Jadi Ta Fail yakni dari fiil madhi قُلْتُ ،قُلْتُمَا ،قُلْتُمْ، قُلْتِ،قُلْتُمَا، قُلْتُنَّ merupakan tanda spesial dari fiil madhi dan Ash-Shanhaji tidak menyebutkan bahwasanya ta fail sebagai tanda fiil madhi.
- ذَكَرَهَا اِبْنُ مَالِكِ فِيْ الْأَلفِيَّةِ وَاِبْنُ الحَاجِبْ فِيْ الكَافِيَّةِ وَ ابْنُ هِشَامْ فِيْ الأَوْضَحْ وَ السُيُوْطِيْ فِيْ الهَمِّعْ.
Tanda Ta Fail sebagai tanda fiil itu disebutkan oleh Ibnu Malik dalam kitab nya Alfiyah, Ibnul Hajib menyebutkan dalam kitab nya Al-Kafiyyah, Ibnu Hisyam menyebutkan dalam kitab nya Audhah dan As-Syuyuthi dalam kitab nya Al-Hamma'
Jadi menurut Syekh Malik Ash-Shanhaji kurang lengkap menyebutkan tanda-tanda fiil.
Menurut beliau ada lagi tanda Fiil yaitu Ta Fail yang ini merupakan tanda spesial dari fiil madhi.
5⃣ لَمْ يَذْكُرِ المُصَنَّفُ عَلَا مَةَ فِعْلِ الأَمْرِ
Faidah yang kelima : Mushannif tidak menyebutkan tanda Fiil amr
وَعَلاَ مَتُهُ مُرَكَبَةٌ مِنْ مَجْمُوعٍْ شَيْئَيْنِ،
Tanda fiil amr disusun dari dua hal yg digabungkan.
وَ هُمَا دِلَالَتُهُ عَلَى الطَّلَبِ وَ قَبُوْلُهُ يَاءَ المُخَاطَّبَةِ،
Dan dua hal yg di gabung itu maksudnya adalah bahwa fiil amar itu tandanya adalah adanya dilalah / petunjuk atas الطلب permintaan،
وَ قَبُوْلُهُ يَاءَ المُخَاطَّبَةِ،
dan penerimaannya terhadap ya mukhoothobah يَاءَ المُخَاطَّبَةِ
Kenapa dibaca يَاءَ karena ini menjadi mafulbih dari قَبُوْل yang beramal seperti amal fiil.
ِنَحْوُ: قُمْ :
Contohnya : قُمْ,
Jadi tanda Fiil amr itu menghimpun dua hal :
1. Menunjukkan atas permintaan الطَّلَبِ
2. Bisa menerima ya mukhoothobah ياء المُخَاطَّبَةِ
فَإِنَّهُ دَالٌ عَلَى طَلَّبِ القِيَامِ،
Kata قُمْ itu menunjukkan atas permintaan berdiri.
وَيَقْبَلُ يَاءَ المُخَاطَّبَةِ،
Dan قُمْ bisa menerima kata ya mukhoothobah
تَقُوْلُ: قُوْ مِيْ
Contohnya kamu berkata: قُوْ مِيْ Berdirilah kamu wanita.
وَلَعَلَّ المُصَنَّفَ لَمْ يَذْكُرْ هَا لِعُسْرِ هَا عَلىَ المُبْتَدَئِ، بِسَبَبٍ أَنَّهَا مُرَكَبٌَة مِنْ شَيْئَيْنِ، ِ
Barangkali Mushannif tidak menyebutkan tanda-tanda ini , karena ini akan menyulitkan para pemula.
بِسَبَبٍ أَنَّهَا مُرَكَبٌَة مِنْ شَيْئَيْنِ، ِ
Dengan sebab itu tersusun dari dua hal.
يُنْظَرُ حَاشِيْة ُأَبِيْ النَّجَا ص (٤٤) ، وَ حَاشِيِْةُ اِبْنُ الحَاجُ ص (٢٧) ، وَ حَاشِيْةُ العَشَمَاوِيٌ ص (٩١)
Silakan dilihat حَاشِيْةُ Abun Najaa hal 44, حَاشِيْةُ Ibnu Hajj hal 27 dan حَاشِيْةُ As-Syamawi hal 91.
Syekh Malik setelah dari tadi menyebutkan ada nya berapa tanda yg luput dari pembicaraan Ash-Shanhaji, beliau menyatakan barangkali memang yang ingin ditekankan oleh Ash-Shanhaji ini adalah sebuah kitab untuk pemula.
Oleh karena itu tidak perlu menampilkan semuanya, akan tetapi bertahap dalam belajar.
Thayyib barangkali ini cukup sampai disini. Semoga bermanfaat.
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
Tidak ada komentar:
Posting Komentar