Senin, 06 Maret 2017

Dars 14: Al Mu' rabat ( bag.1 )

๐Ÿ“ Transkrip Materi BINAR Pekan 7
๐ŸŽง Pengisi Materi :: Ustadz Abu Razin
๐Ÿ“š Dars 14 :: Al Mu'robat Bag 1
โŒ› Durasi audio ::  15.25 menit

-----------------------------------------------------------------

ุงู„ุณู„ุงู… ุนู„ูŠูƒู… ูˆุฑุญู…ุฉ ุงู„ู„ู‡ ูˆุจุฑูƒุงุชู‡
ุงู„ุญู…ุฏ ู„ู„ู‡ ูˆุงู„ุตู„ุงุฉ ูˆุงู„ุณู„ุงู… ุนู„ู‰ ุฑุณูˆู„ ุงู„ู„ู‡, ูˆ ุนู„ู‰ ุงู„ู‡ ูˆุตุญุจู‡ ูˆู…ู† ูˆุงู„ุงู‡ุŒ ุฃู…ุง ุจุนุฏ.

Alhamdulillah kita melanjutkan kembali pelajaran kita dari Kitab Al Mumtiโ€™ Fii Syarhil Ajurrumiyyah, dan Alhamdulillah kita sudah ke bab al-mu'robaatu (ุงู„ู…ูุนู’ุฑูŽุจูŽุงุชู), bab tentang yang dii'rob.


ู‚ูŽู„ูŽ ุงู„ู…ูุตูŽู†ู‘ููู ( ุฑุญู… ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰) :

Berkata Pengarang, semoga Allah merahmatinya

ููŽุตู’ู„ูŒ : ุงู„ู…ูุนู’ุฑูŽุจูŽุงุชู ู‚ูุณู’ู…ูŽุงู†ู : ู‚ูุณู’ู…ูŒ ูŠูุนู’ุฑูŽุจู ุจูุงู„ุญูŽุฑูŽูƒูŽุงุชูุŒ ูˆูŽู‚ูุณู’ู…ูŒ ูŠูุนู’ุฑูŽุจู ุจูุงู„ุญูุฑููˆูู

Fasal, sebuah pembahasan.

ุงู„ู…ูุนู’ุฑูŽุจูŽุงุชู ู‚ูุณู’ู…ูŽุงู†ู

Kata yang mu'rab itu ada 2 kelompok.

1โƒฃ Kelompok yang pertama, mu'rab dengan harakat dan
2โƒฃ Kelompok yang kedua, mu'rab dengan huruf.

Jadi bab ุงู„ู…ูุนู’ุฑูŽุจูŽุงุชู ini merupakan intisari dari
bab ( ู…ุนุฑูุฉ ุนู„ุงู…ุงุช ุงู„ุฅุนุฑุงุจ )
Jadi ini merupakan intisari dari bab mengenal tanda-tanda i'rab, dimana kalo di bab mengenal tanda-tanda irab, kita membahas tentang tanda asli dan tanda far'i dari setiap i'rab, dari mulai rofa', nashab, jar dan jazm.

Adapun fokus pembahasan dari bab al-mu'robat  ini, untuk menjelaskan bahwasannya diantara kata yang mu'rab itu, ada yang mu'rabnya dengan harakat, ada yang mu'rabnya dengan huruf.

 Artinya ada yang berubah-ubah harakatnya, hurufnya tidak, adapula yang berubah hurufnya, tapi harakatnya tidak berubah.

Jadi ini adalah inti  pembahasan dari bab al-mu'robat

ููŽุงู„ู‘ูŽุฐู ูŠูุนู’ุฑูŽุจู ุจูุงู„ุญูŽุฑูŽูƒูŽุงุชู ุฃูŽุฑู’ุจูŽุนูŽุฉู ุฃูŽู†ู’ูˆูŽุงุนู

Maka yang mu'rabnya dengan harakat itu ada 4 macam,

: ุงู„ุงุณู’ู…ู ุงู„ู…ููู’ุฑูŽุฏูุŒ ูˆูŽุฌูŽู…ู’ุนู ุงู„ุชู‘ูŽูƒู’ุณููŠู’ุฑูุŒ ูˆูŽุฌูŽู…ู’ุนู ุงู„ู…ูุคูŽู†ู‘ูŽุซู ุงู„ุณู‘ูŽุงู„ูู…ูุŒ ูˆูŽุงู„ููุนู’ู„ู ุงู„ู…ูุถูŽุงุฑูุนู ุงู„ู‘ูŽุฐููŠ ู„ูŽู…ู’ ูŠูŽุชู‘ูŽุณูู„ู’ ุจูุขุฎูุฑูู‡ู ุดูŽูŠู’ุกูŒ

๐Ÿ“’ 4 kata yang mu'rabnya dengan harakat, adalah

๐Ÿ”น1. Yang pertama isim mufrad, kemudian
๐Ÿ”น2. Jamak taksir,
๐Ÿ”น3. yang ketiga Jamak muannats salim
๐Ÿ”น4. Dan yang keempat adalah Fiil mudhari' yang tidak bersambung dengan akhiran sesuatu.

Sebagai contoh.
1.๐Ÿ”นIsim mufrod ini yang berubah-ubah adalah harakat nya.

 Seperti:
ุฌูŽุงุกูŽ ุฒูŽูŠู’ุฏูŒ.
ุฑูŽุฃูŽูŠู’ุชู ุฒูŽูŠู’ุฏู‹ุง.
ู…ูŽุฑูŽุฑู’ุชู ุจูุฒูŽูŠู’ุฏู.
Lihat harakatnya jelas berubah. Zaidun, Zaidan, Zaidin.


2.๐Ÿ”นBegitu pula jamak taksir. Misalnya
ุฌูŽุงุกูŽ ุงู„ุฑูู‘ุฌูŽุงู„ู
ุฑูŽุฃูŽูŠู’ุชู ุงู„ุฑูู‘ุฌูŽุงู„ูŽ
ู…ูŽุฑูŽุฑู’ุชู ุจูุงู„ุฑู‘ูุฌูŽุงู„ู
Lihat harakatnya berubah-ubah. Dhommah, fathah, kasrah.


3.๐Ÿ”นYang ketiga jamak muannats salim, contohnya
ุฌูŽุงุกูŽุชู ุงู„ู…ูุณู’ู„ูู…ูŽุงุชู
ุฑูŽุฃูŽูŠู’ุชู ุงู„ู…ูุณู’ู„ูู…ูŽุงุชู
ู…ูŽุฑูŽุฑู’ุชู ุจุงู„ู…ูุณู’ู„ูู…ูŽุงุชู
Lihat harakatnya berubah-ubah, dhommah dan kasrah. Dan memang jamak muannats salim ini termasuk yang unik, karena jamak muannats salim ini anti-fathah.

Dia hanya ada dua pilihan dhommah atau kasrah. Ketika rofa' dia dhommah, ketika jar jelas dia kasrah, tapi ketika nashab bukannya fathah tapi dia malah kasrah juga.


4.๐Ÿ”นKemudian yang ke empat adalah Fi'il mudhari' yang tidak bersambung dengan akhiran sesuatu. Contohnya, yang lazim aja, misalnya

ูŠูŽุฐู’ู‡ูŽุจู ุฒูŽูŠู’ุฏูŒ
ู„ูŽู†ู’ ูŠูŽุฐู’ู‡ูŽุจูŽ ุฒูŽูŠู’ุฏูŒ
ู„ูŽู…ู’ ูŠูŽุฐู’ู‡ูŽุจู’ ุฒูŽูŠู’ุฏูŒ

Lihat disini fi'il mudhori' ูŠูŽุฐู’ู‡ูŽุจู berubah-ubah,
- ada yang dhommah ูŠูŽุฐู’ู‡ูŽุจู, kemudian
- ada yang fathah ู„ูŽู†ู’ ูŠูŽุฐู’ู‡ูŽุจูŽ  karena didahului oleh huruf nashab.
Kemudian,
- ada yang sukun seperti ู„ูŽู…ู’ ูŠูŽุฐู’ู‡ูŽุจู’ karena didahului oleh huruf jazm.

Ini menujukkan bahwa keempat kelompok ini, isim mufrad, jamak taksir, jamak muannats salim, dan fi'il mudhori' yang tidak bersambung dengan akhiran sesuatu, ini mu'rabnya dengan harakat, artinya yang berubah adalah harakatnya.

____________



Kemudian Mushonnif meneruskan

ูˆูŽูƒูู„ู‘ูู‡ูŽุง ุชูุฑู’ููŽุนู ุจูุง ุงู„ุถู‘ูŽู…ู‘ูŽุฉู ูˆูŽ ุชูู†ู’ุตูŽุจู ุจูุงู„ููŽุชู’ุญูŽุฉู ูˆูŽ ุชูุฎู’ููŽุถู ุจูุงู„ูƒูŽุณู’ุฑูŽุฉู ูˆูŽ ุชูุฌู’ุฒูŽู…ู ุจูุงู„ุณู‘ููƒููˆู’ู†ูุŒ

Dan semuanya itu
- dirofa'kan dengan dhommah,
- di nashabkan dengan fathah,
- dijarkan dengan kasrah,
- dijazmkan dengan sukun.

Tentu yang disebutkan ini semuanya adalah tanda asli dari rofa, nashab, jar, dan jazm.

ูˆูŽ ุฎูŽุฑูŽุฌูŽ ุนูŽู†ู’ ุฐูŽู„ููƒูŽ ุซูŽู„ุงูŽุซูŽุฉู ุฃูŽุดู’ูŠูŽุงุกูŽ :

Dan keluar dari kondisi yang asli demikian, tiga sesuatu.

Artinya
- yang rofa'nya bukan dengan dhommah,
- yang nashabnya bukan dengan fathah,
- yang jarnya bukan dengan kasrah,
๐Ÿ‘‰ ada tiga.


๐Ÿ““  ุฌูŽู…ู’ุนู ุงู„ู…ูุคูŽู†ู‘ูŽุซู ุงู„ุณู‘ูŽุงู„ูู…ู ูŠูู†ู’ุตูŽุจู ุจูุง ุงู„ูƒูŽุณู’ุฑูŽุฉูุŒ

๐Ÿ”ธ1. jamak muannats salim ini dinashabkan dengan kasrah, harusnya kan kalau kita bicara nashab tandanya fathah, tapi jamak muannats salim ini keluar dari kondisi asli, dimana dia ketika nashab tandanya malah kasrah.


๐Ÿ““ ูˆูŽุงู„ู’ุงูุณู’ู…ู ุงู„ู‘ูŽุฐููŠ ู„ูŽุงูŠูŽู†ู’ุตูŽุฑููู ูŠูุฎู’ููŽุถู ุจูุงู„ููŽุชู’ุญูŽุฉู

๐Ÿ”ธ2. Yang kedua, kata yang menyimpang dari keadaan awal, adalah isim ghairu munsharif itu di-jarkan dengan fathah, jadi bukannya dengan kasrah, isim ghairu munsharif dijarkan dengan fathah.


๐Ÿ““ ูˆูŽุงู„ููุนู’ู„ู ุงู„ู…ูุถูŽุงุฑูุนู ุงู„ู…ูุนู’ุชูŽู„ู‘ู ุงู„ู“ุงุฎูุฑู ูŠูุฌู’ุฒูŽู…ู ุจูุญูŽุฐู’ูู ุงู“ุฎูุฑูู‡ู

๐Ÿ”ธ3. Dan fi'il mudhori' yang mu'tal akhirnya dijazmkan dengan membuang akhirnya. Yakni dengan membuang huruf illat nya.

โ˜˜ Kita ambil contoh jamak muannats salim itu ketika nashab bukannya โžก ุฑูŽุฃูŽูŠู’ุชู ุงู„ู…ูุณู’ู„ูู…ูŽุงุชูŽ โŒ
Tapi โžก ุฑูŽุฃูŽูŠู’ุชู ุงู„ู…ูุณู’ู„ูู…ูŽุงุชู โœ”

โ˜˜ Begitupun isim ghairu munsharif ketika jar bukannya kasrah malah fathah.

Seperti โžก  ู…ูŽุฑูŽุฑู’ุชู ุจูุฃูŽุญู’ู…ูŽุฏูŽ โœ”
Bukan โžก ู…ูŽุฑูŽุฑู’ุชู ุจูุฃูŽุญู’ู…ูŽุฏู โŒ

โ˜˜ Dan fi'il mudhori' yang mu'tal akhirnya, ketika jazm itu bukannya dengan sukun, tapi dengan membuang huruf illatnya.

Contohnya misalkan :

Asalnya โžก ูŠูŽุฏู’ุนููˆ , ketika ada ู„ูŽู…ู’
Menjadi โžก ู„ูŽู…ู’ ูŠูŽุฏู’ุนู

รฆ โžก ูŠูŽุฑู’ู…ููŠู’   ada ูŠ nya, ketika ada ู„ูŽู…ู’ dibuang ูŠ nya
รฆ โžก ู„ูŽู…ู’ ูŠูŽุฑู’ู…ู .

Kemudian,
รฃโžก ูŠูŽุฎู’ุดูŽู‰  ada alif maqshurohnya, ketika ada ู„ูŽู…ู’ menjadi :
รฃ โžก ู„ูŽู…ู’ ูŠูŽุฎู’ุดูŽ .
Jadi dibuang huruf ilat yang terakhir.

_________________


๐Ÿ““ ุงู„ุดู‘ูŽุฑู’ุญู: ู‡ูŽุฐูŽุง ุงู„ููŽุตู’ู„ู ู„ูŽุฎูŽู‘ุตูŽ ูููŠู’ู‡ู ุงู„ู…ูุตูŽู†ู‘ููู ุฌูŽู…ููŠู’ุนูŽ ู…ูŽุง ุชูŽู‚ูŽุฏู‘ูŽู…ูŽ ูููŠ ุจูŽุงุจู ุนูŽู„ูŽุงู…ูŽุงุชู ุงู„ุฅูุนู’ุฑูŽุงุจู.

Penjelasan.
Seperti yang ana jelaskan tadi, bahwasanya bab fashal tanda mu'rabati ini meringkas,  Mushonnif ini meringkas seluruh pembahasan yang telah terdahulu didalam bab mengenal tanda-tanda i'rab.


ููŽู‚ูŽุงู„ูŽ : ุงู„ู’ู…ูุนู’ุฑูŽุจูŽุงุชู ู‚ูุณู’ู…ูŽุงู†ู

๐Ÿ“ Maka Mushonnif berkata, mu'rab itu ada dua kelompok.

๐Ÿ““ ู‚ูุณู’ู…ูŒ ูŠูุนู’ุฑูŽุจู ุจูุงู„ู’ุญูŽุฑูŽูƒูŽุงุชู,
Yang pertama mu'rab nya dengan harakat,

๐Ÿ‘ˆ : ุงู„ุถู‘ูŽู…ูŽู‘ุฉู ุŒ ูˆูŽุงู„ู’ููŽุชู’ุญูŽุฉู ุŒ ูˆุงู„ู’ูƒูŽุณู’ุฑูŽุฉู ุŒ ูˆูŽุงู„ุณู‘ููƒูู†ู

Harakat dhommah, fathah, kasrah, dan sukun



๐Ÿ““ ูˆูŽู‚ูุณู’ู…ูŒ ูŠูุนู’ุฑูŽุจู ุจูุงู„ู’ุญูุฑููˆู’ูู

Dan satu kelompoknya lagi mu'rab nya dengan huruf

๐Ÿ‘ˆ : ุงู„ู’ูˆูŽุงูˆู ุŒ ูˆูŽุงู„ู’ุงูŽู„ููู ุŒ ูˆูŽุงู„ู’ูŠูŽุงุกู ุŒ ูˆูŽุงู„ู†ู‘ููˆู’ู†ู.

Baik hurufnya wawu, alif, ya, dan nun


๐Ÿ““ ูˆูŽุจูŽุฏูŽุฃูŽ ุงู„ู’ู…ูุตูŽู†ู‘ููู ุจูุฐููƒู’ุฑู ุงู„ู’ู…ูุนู’ุฑูŽุจูŽุงุชู ุจูุงู„ู’ุญูŽุฑูŽูƒูŽุงุชู ุ› ู„ูุฃูŽู†ู‘ูŽู‡ูŽุง ุงู„ุฃูŽุตู’ู„ู.

Dan Mushonnif yaitu pengarang memulai dengan menyebutkan yang mu'rab nya dengan harakat. Karena mu'rab dengan harakat merupakan asal.

๐Ÿ“ Jadi memang hukum asalnya kata itu berubah harakatnya.

Adapun hukum turunannya atau hukum cabangnya baru nanti berubah hurufnya. Seperti itu

๐Ÿ“Š Disini kita bisa lihat ada tabel yang meringkas, disitu ada tabel yang meringkas bahwasannya yang mu'rab dengan harakat itu ada empat, yaitu :

1โƒฃ. isim mufrad, kemudian
2โƒฃ. jamak taksir,
3โƒฃ. jamak muannats salim, dan
4โƒฃ. fi'il mudhori'.

Kemudian disitu ada detail lagi,

1โƒฃ. isim mufrad itu ada yang munsharif ada yang ghairu munsharif.  Yang munsharif seperti Zaidun, kemudian yang ghairu munsharif seperti Ahmadu.

โ˜˜ Kemudian ketika rofa' isim mufrad yang munsharif
๐Ÿ“Œ tandanya dhommah,  ุฌูŽุงุกูŽ ุฒูŽูŠู’ุฏูŒ.

Begitu pula ghairu munsharif sama
รฆ๐Ÿ“Œ ุฌูŽุงุกูŽ ุฃูŽุญู’ู…ูŽุฏู

โ˜˜ Kemudian ketika nashab isim mufrad yang munsharif ( yang bertanwin ) tandanya
๐Ÿ“Œ fathah, ุฑูŽุฃูŽูŠู’ุชู ุฒูŽูŠู’ุฏู‹ุง.

Begitu pula yang ghairu munsharif, sama
๐Ÿ“Œ fathah juga,  ุฑูŽุฃูŽูŠู’ุชู ุฃูŽุญู’ู…ูŽุฏูŽ

โ˜˜ Perbedaannya terlihat ketika jar, kalo isim mufrad yang munsharif ketika majrur
๐Ÿ“Œdia kasrah  ู…ูŽุฑูŽุฑู’ุชู ุจูุฒูŽูŠู’ุฏู.

Kalau ghairu munsharif ketika jar
๐Ÿ“Œdia malah fathah  ู…ูŽุฑูŽุฑู’ุชู ุจูุฃูŽุญู’ู…ูŽุฏูŽ

Thoyyib. Ini isim mufrad


2โƒฃ. Yang kedua jamak taksir. Jamak taksirpun bisa kita bagi lagi menjadi dua. Ada jamak taksir yang munsharif, ada jamak taksir yang ghairu munsharif.

๐ŸŒฟ Yang munsharif seperti ุฑูุฌูŽุงู„ , ketika rofa' dia dhommah'.
๐Ÿ“Œ Contohnya  ุฌูŽุงุกูŽ ุงู„ุฑูู‘ุฌูŽุงู„ู , Ini dhommah

Kemudian yang ghairu munsharif, misalkan ู…ูŽุณู’ุฌูุฏ jamaknya adalah ู…ูŽุณูŽุงุฌูุฏู  ini gak boleh tanwin, karena  ู…ูŽุณูŽุงุฌูุฏู wazannya sighot munthahal jumu'.

Misalkan kita mengatakan ,

๐Ÿ“Œ "ini adalah masjid-masjid"   ู‡ูŽุฐูู‡ู ู…ูŽุณูŽุงุฌูุฏู โœ”
Nggak boleh  ู‡ูŽุฐูู‡ู ู…ูŽุณูŽุงุฌูุฏูŒ โŒ

Thoyyib, jadi ketika rofa' dia dhommah,

๐ŸŒฟ Kemudian ketika nashab,
๐Ÿ“Œdia fathah  ุฑูŽุฃูŽูŠู’ุชู ุงู„ุฑูู‘ุฌูŽุงู„ูŽ
Ini untuk yang munsharif, fathah.

Begitupun yang ghairu munsharif ketika nashab fathah juga.
๐Ÿ“ŒMisalkan  ุฑูŽุฃูŽูŠู’ุชู ู…ูŽุณูŽุงุฌูุฏูŽ

Bedanya dia tidak boleh tanwin,
โœ” kalau tanpa al,  ุฑูŽุฃูŽูŠู’ุชู ู…ูŽุณูŽุงุฌูุฏูŽ ,
โœ” Atau  ุฑูŽุฃูŽูŠู’ุชู ุงู„ู…ูŽุณูŽุงุฌูุฏูŽ .
Keduanya boleh.

๐ŸŒฟ Bedanya terlihat ketika jar, kalau yang munsharif ketika jar tetap kasrah, kembali ke hukum asalnya
๐Ÿ“Œ seperti  ู…ูŽุฑูŽุฑู’ุชู ุจูุงู„ุฑู‘ูุฌูŽุงู„ู

Tapi kalau ghairu munsharif ketika majrur dia bukannya kasrah malah fathah, karena semua yang ghairu munsharif baik dia mufrad maupun jamak taksir, ketika majrur dia fathah.

๐Ÿ“Œ Misalnya  ุฃูŽู†ู’ุธูุฑู ุฅู„ู‰ ู…ูŽุณูŽุงุฌูุฏูŽ
"Saya melihat kepada masjid-masjid"

Maka ู…ูŽุณูŽุงุฌูุฏูŽ ini tidak dibaca "masaajidi". Karena ghairu munsharif ketika jar fathah. Thoyyib


3โƒฃ. Kemudian yang ketiga yang mu'rab dengan harakat sesuai dengan tabel ini, jamak muannats salim.

๐Ÿƒ Jamak muannats salim ini ketika rofa' dhommah,
๐Ÿ“Œcontohnya  ุฌูŽุงุกูŽุชู ุงู„ู…ูุณู’ู„ูู…ูŽุงุชู

๐Ÿƒ Ketika nashab dia kasrah, dan ini memang *penyimpangan*. Jadi kita lagi bahas nashab bukannya fathah
๐Ÿ“Œ dia malah kasrah  ุฑูŽุฃูŽูŠู’ุชู ุงู„ู…ูุณู’ู„ูู…ูŽุงุชู

๐Ÿƒ Dan ketika jar dia tetap kasrah, kembali ke hukum asalnya
รฆ๐Ÿ“Œ ู…ูŽุฑูŽุฑู’ุชู ุจูุงู„ู…ูุณู’ู„ูู…ูŽุงุชู


4โƒฃ. Kemudian yang keempat yang mu'rab dengan harakat adalah fi'il mudhori'.  Tentunya fi'il mudhori' yang tidak bersambung dengan akhiran sesuatu.

Fi'il mudhori' ini ada 2,
โœ’1. ada fi'il mudhori' yang shohih, maksud shohih disini bukannya shohih dari sisi huruf penyusunnya, tapi shohih akhir.
โœ’1. ada yang shohih akhir
โœ’2. ada yang mu'tal akhir.

โ˜˜ Fi'il mudhori'yang shohih akhirnya, ketika dia rofa' tandanya dhommah.

Yang shohih contohnya ูŠูŽุฐู’ู‡ูŽุจู , huruf terakhirnya adalah ุจ dan ini adalah shohih, bukan mu'tal.
๐Ÿ’ง  ูŠูŽุฐู’ู‡ูŽุจู ุฒูŽูŠู’ุฏูŒ .

Begitupun yang mu'tal ketika rofa' dia dhommah,
๐Ÿ“Œ misalkan  ูŠูŽุฏู’ุนููˆ ุฒูŽูŠู’ุฏูŒ

โ˜˜ Kemudian ketika nashab dia fathah, misalnya kemasukkan huruf ู„ูŽู†ู’
 ู„ูŽู†ู’ ูŠูŽุฐู’ู‡ูŽุจูŽ ุฒูŽูŠู’ุฏูŒ

Kemudian untuk fi'il yang mu'tal akhirnya, ketika dia nashab dia juga fathah.
๐Ÿ“Œ Misalnya   ู„ูŽู†ู’ ูŠูŽุฏู’ุนููˆูŽ ุฒูŽูŠู’ุฏูŒ

Hanya saja untuk fi'il yang mu'tal akhirnya  ini ada penjabarannya. Fi'il mu'tal akhir itu ada yang akhirnya alif, wawu, dan ya.

๐Ÿ”น๐Ÿ“ Kalo yang akhirnya alif, ini apapun yang terjadi, dibacanya yah seperti itu.

๐Ÿ“ŒMisalnya ูŠูŽุฎู’ุดูŽู‰ bacanyaโžก ู„ูŽู†ู’ ูŠูŽุฎู’ุดูŽู‰

๐Ÿ”นAdapun kalo yang diakhiri ูˆ,
๐Ÿ“Œasalnya  ูŠูŽุฏู’ุนููˆ , ketika ada ู„ูŽู†ู’
๐Ÿ“Œjadi fathah  ู„ูŽู†ู’ ูŠูŽุฏู’ุนููˆูŽ

๐Ÿ”นBegitupun yang diakhiri ูŠ,
รฆ๐Ÿ“Œ  ูŠูŽุฑู’ู…ููŠู’ , Ketika ada ู„ูŽู†ู’ dia dibacanya
รฆ๐Ÿ“Œ  ู„ูŽู†ู’ ูŠูŽุฑู’ู…ููŠูŽ

Tapi kalo ู„ูŽู†ู’ ูŠูŽุฎู’ุดูŽู‰  selamanya  "yakhsya" sekalipun dia didahului oleh huruf nashab tetep bacanya  "yakhsya".  Karena yang namanya alif, tidak mungkin kita kasih harakat, kalo alif dikasih harakat bukan alif, namanya hamzah.

โ˜˜Kemudian ketika jazm fi'il mudhori' yang shohih itu sukun tandanya. Seperti

รฆ๐Ÿ“Œ  ูŠูŽุฐู’ู‡ูŽุจู ุฒูŽูŠู’ุฏูŒ , ketika ada ู„ูŽู…ู’ (huruf jazm) menjadi
รฆ๐Ÿ“Œ  ู„ูŽู…ู’ ูŠูŽุฐู’ู‡ูŽุจู’ ุฒูŽูŠู’ุฏูŒ

Adapun fi'il mudhori' yang mu'tal akhirnya ketika ada ู„ูŽู…ู’ dibuang huruf illatnya.

รฆ๐Ÿ“Œ  ูŠูŽุฏู’ุนููˆ  menjadiโžก  ู„ูŽู…ู’ ูŠูŽุฏู’ุนู
รฆ๐Ÿ“Œ  ูŠูŽุฑู’ู…ููŠ  menjadiโžก  ู„ูŽู…ู’ ูŠูŽุฑู’ู…ู
รฆ๐Ÿ“Œ ูŠูŽุฎู’ุดูŽู‰ menjadiโžก ู„ูŽู…ู’ ูŠูŽุฎู’ุดูŽ

Thoyyib, barangkali kita cukupkan sampai disini semoga bermanfaat.

-----------------------------

ูˆุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ู‰ ู†ุจูŠู†ุง ู…ุญู…ุฏ ูˆุนู„ู‰ ุงู“ู„ู‡ ูˆุตุญุจู‡ ูˆุณู„ู…
ุณุจุญุงู†ูƒ ุงู„ู„ู‡ู… ูˆุจุญู…ุฏูƒุŒ ุฃุดู‡ุฏ ุฃู† ู„ุง ุฅู„ู‡ ุฅู„ุง ุฃู†ุชุŒ ุฃุณุชุบูุฑูƒ ูˆุฃุชูˆุจ ุฅู„ูŠูƒ
ูˆุงู„ุณู„ุงู… ุนู„ูŠูƒู… ูˆุฑุญู…ุฉ ุงู„ู„ู‡ ูˆุจุฑูƒุงุชู‡

Tidak ada komentar:

Posting Komentar