Dars 27: Amil Jazm

📝 Transkrip Materi BINAR Pekan 13
🎧 Pengisi Materi :: Ustadz Abu Razin
📚 Dars 27 :: Aamil Jazm : Yang Menjazmkan 1  Fi'il
⌛ Durasi audio ::  21.51 menit

---------------------------------------

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله  وعلى اله و صحبه  ومن والاه, أما بعد.

Alhamdulillah kita masih melanjutkan kembali pelajaran kita dari kitab al-mumti Fii Syaril Ajurrumiyyah, dan kita masih di pembahasan بَابُ الأفعَل. Pada kesempatan kali ini kita akan membahas tentang *جَوَازِمُ المُضَارِعِ* halaman 77
Tentang yang menjazmkan fi'il mudhari .


قَالَ المُصَنِّفُ رحم الله تعالى : (وَ الجَوَازِمُ ثَمَانِيَةَ عَشَرَ، وَهِيَ : لَمْ، وَلَمَّا، وَأَلَمْ، وَأَلَمَّا، وَلَامُ الأَمْرِ وَ الدُّعَاءِ، وَلَافَي النَّهْيِ وَالدُّعَاءِ ، وَإِنْ، وَمَا، وَمَنْ، وَمَهْمَا، وَإِذْمَا، وَأَيٌّ، وَمَتَى، وَأَيَّانَ، وَأَيْنَ، وَأَنَّى، وَحَيْثُمَا، وَكَيْفَمَا، وَإِذَا فِيْ الشِّعْرِ خَاصَّةً )

Berkata Mushonnif yakni Ibnu Ajurrum Ash-Shonhaji (semoga Allah merahmatinya)

وَ الجَوَازِمُ ثَمَانِيَةَ عَشَرَ،
Jadi yang menjazmkan, atau amil jazm itu ada 18.

♻ Alhamdulillah kemaren kita sudah belajar tentang amil nashab, amil nashab ada 10, yaitu:

( أَنْ، وَلَنْ، وَإِذَنْ، وَكَيْ، وَ لاَمُ كَيْ، وَلاَمُ الجُحُوْدِ، وَحَتَّى، وَالجَوَابُ بِالفَاءِ وَالوَاوِ وَأَوْ)

🔹Dan sekarang kita membahas apa saja amil-amil jazm. Disini disebutkan ada 18, yaitu :
📌لَمْ
📌لَمَّا
📌اَلَمْ
📌اَلَمَّا
📌لَامُ الأَمْرِ
📌لَامُ الدُّعَاءِ
📌لَافَي النَّهْىِ
📌لَافَي الدُّعَاء ِ
📌إِنْ
📌مَا
📌مَنْ
📌مَهْمَا
📌إِذْمَا
📌أَيٌّ
📌مَتَى
📌أَيَّانَا
📌أَيْنَ
📌أَنَّى
📌حَيْثُمَا
📌كَيْفَمَا
📌 إِذَا
Idza yang artinya apabila
فِيْ الشِّعْرِ خَاصَّةً
Khusus pada syair saja.


الشَّرْهُ :
Penjelasan.

 بَعْدَ أَنْ فَرَغَ المُصَنِّفُ رَحِمَهُ اللّٰهُ مِنْ ذِكْرِ النَّوَاصِبِ شَرَعَ فِيْ  ذِكْرِ الجَوَازِمِ.
Setelah Mushonif ini Ibnu Ajurrum Ash-Shonhaji, selesai menyebutkan amil-amil penashab, beliau yakni Ibnu Ajurrum Ash-Shonhaji mulai menyebutkan amil-amil penjazm.

وَالأَصْلُ فِيْ  جَزْمِ الفِعْلِ أَنْ يَكُوْنَ بِالسُّكُوْنِ،
Dan hukum asal ketika menjazmkan fi'il tandanya adalah sukun. Hukum asal jazm itu adalah sukun.

وَ يَنُوْبَ عَنْهُ حَذْفُ النُّوْنِ فِيْ الأَفْعَالِ الخَمْسَةِ ،
Dan sukunnya ini diganti dengan membuang nun pada fi'il yang lima. Jadi kalau selain fi'il yang lima, jazm nya dengan sukun.
Contoh nya misalkan, asalnya

a🍀 يَذْهَبُ زَيْدٌ , menjadi
a🍀 لَمْ يَذْهَبْ زَيْدٌ

Asalnya يَذْهَبُ dhommah marfu', ketika ada لَمْ menjadi majzum dengan sukun ٌلَمْ يَذْهَبْ زَيْد

Tapi kalau fiil yang lima, dia jazm nya bukan dengan sukun tapi dengan membuang nun. Misalnya:

a🍀  الطُّلَّابُ يَذْهَبُوْنَ إلى الجَامِعَةِ

Ketika ada لَمْ
 a🍀 ِالطُّلَّابُ لَمْ يَذْهَبُوْا إلى الجَامِعَة

Asalnya يَذْهَبُوْنَ, tapi ketika ada لَمْ nun nya dibuang.
menjadi  لَمْ يَذْهَبُوْا

وَ حَذْفُ حَرْفِ العِلَّةِ فِيْ الفِعْلِ المُعْتَلِّ الآخِرِ،
Dan sukunnya ini diganti juga dengan membuang huruf ilat, kapan? Yaitu pada fiil yang diakhiri dengan huruf ilat.

Jadi kalau fi'il yang lima, yang dibuang adalah  nunnya. Tapi kalau fi'il yang diakhiri oleh huruf ilat, yang dibuang adalah huruf ilat nya. Fi'il yang diakhiri oleh huruf ilat, misalnya يَدْعُو
kita katakan misalnya :

🍀 asalnya  يَدْعُو الكَافِرُ
"seorang kafir berdoa"
Asalnya يَدْعُو ada و nya disitu, Ketika ada ْلَم di depan nya

☘menjadi لَمْ يَدْعُ الكَافِرُ
Langsung dibuang و nya jadi pendek dibacanya
  لَمْ يَدْعُ الكَافِرُ

Ini contoh fiil yang diakhiri oleh huruf ilat.
Baik huruf ilatnya wawu seperti➡ يَدْعُو,
maka dibuang wawu nya ➡ ُلَمْ يَدْع ,

Atau ya' seperti➡ يَرْمِي
maka dibuang ya' nya menjadi➡ لَمْ يَرْمِ,

Ataupun yang diakhiri alif seperti➡ يَخْشَى,
maka dibuang alif nya menjadi➡ لَمْ يَخْشَ


وَهُوَ  يُجْزَمُ إِذَا سَبَقَهُ أَحَدُ الأَدَوَاتِ الجَازِمَةِ.
Dan fi'il mudhari itu dijazmkan apabila didahului oleh salah satu dari adat-adat, atau huruf-huruf, atau amil-amil jazm.

وَهِيَ عَلَى قِسْمَيْنِ :
Dan amil jazm itu bisa kita bagi menjadi dua kelompok.
 القِسْمُ الأَوَّل
1⃣ Kelompok yang pertama.

١- مَايَجْزِمُ فِعْلاً وَحِدًا،
Yaitu Amil yang menjazmkan satu fiil saja. Jadi kalau pake yang pertama, amil jazm yang menjazmkan hanya satu fi'il saja.

وَهِيَ : لَمْ، وَلَمَّا، وَلاَمُ الأَمْرِ، وَالدُّعَاءِ، وَلاَفِي النَّهْيِ، وَالدُّعَاءِ.

Tadikan disebutkan bahwasanya amil jazm itu ada 18 dari لَمْ sampai إِذَا , kemudian disini dijelaskan bahwasanya dari 18 amil jazm itu, bisa kita bagi menjadi dua kelompok.

🔹Kelompok yang pertama yang menjazmkan satu buah fi'il saja, tidak lebih. Yaitu  :

1.📌ß. لَمْ tidak
2.📌ß. لَمَّا belum
3.📌ß. لاَمُ الأَمْر = lam yang maknanya perintah
4.📌ß.  لاَمُ الدُّعَاءِ= lam yang maknanya harapan
5.📌ß. لاَفِي النَّهْيِ = laa yang artinya jangan, في النَّهْيِ pada larangan. Atau
6.📌ß. لاَفِي الدُّعَاءِ = laa pada permohonan.

Nanti kita akan jelaskan
apa bedanya لاَمُ الأَمْر sama   لاَمُ الدُّعَاء,
Kemudian bedanya لاَفِي النَّهْيِ  sama لاَفِي الدُّعَاءِ.

----------------------------------------------
📑👣
Disini ada catatan kaki untuk pembahasan ini

وَأَمَّا (أَلَمْ، وَألَمَّا) فَأَصْلُهُمَا (لَمْ، وَلَمَّا) وَإِنَّمَا زِيْدَتْ عَلَيْهِمَا هَمْزْةُ الإِسْتفِْهَامِ

Adapun أَلَمْ dan أَلَمَّا , sebenarnya aslinya adalah لَمْ dan لَمَّ . Hanya saja  أَلَمْ dan أَلَمَّا ini adalah لْم  sama لَمَّا yang ditambah pada keduanya hamzah istifham, jadi hukumnya mengikuti لَمْ  dan لَمَّا. Jadi kesimpulannya dari 18 itu, yang masuk ke kelompok pertama adalah :
🔹-  لَمْ , لَمَّا
dan juga turunannya  لَمْ  dan لَمَّا , yaitu
🔹- أَلَمْ dan أَلَمَّا
Kemudian
 🔹- لاَمُ الأَمْرِ، وَالدُّعَاءِ،

🔹- وَلاَفِي النَّهْيِ، وَالدُّعَاءِ.

Jadi memang urutannya sudah disusun sedemikian rupa, sehingga bisa langsung kita kelompokkan. Bahwasanya dari

لَمْ، وَلَمَّا، أَلَمْ، وَألَمَّا, وَلاَمُ الأَمْرِ، وَالدُّعَاءِ، وَلاَفِي النَّهْيِ، وَالدُّعَاءِ.

Ini semua termasuk amil jazm yang menjazmkan satu buah fi'il saja.

------------------------------------------

القِسْمُ الثَّانِي
2⃣ kelompok yang ke dua
مَا يَجْزِمُ فِعْلَيْنِ ، وَهِيَ البَقِ

Yaitu amil jazm yang menjazmkan dua fi'il. Jadi bukan hanya menjazmkan satu fiil saja, tapi dua fiil, وَهِيَ البَقِ dan dia adalah sisanya. Maksudnya tadi kan kita sebutkan ada 18, maka sisanya itu adalah kelompok yang kedua. Dari mulai إنْ

إِنْ ، وَمَا ، وَمَنْ ، وَمَهْمَا ، وَإِضْمَا ، وَأَيٌّ ، وَمَتَى ، وَأَيَّا نَ ، وَأَيْنَ ، وَأَنَّى ، وَحَيْثُمَا، وَكَيْفَمَا، وَإِذَا
Ini semua menjazmkan dua fi'il.

Kemudian setelah itu, setelah kita dikenakan bahwasanya amil jazm ada 18. Kemudian dari 18 amil jazm dibagi lagi menjadi 2 kelompok. Kelompok yang pertama yang menjazmkan satu fi'il, kelompok kedua yang menjazmkan dua fi'il.

Disini beliau (pengarang kitab al-Mumti') mulai menguraikan makna dari setiap huruf dan juga contoh-contohnya.


1⃣. Yang pertama لَمْ , لَمْ itu artinya tidak atau belum.

لَمْ : وَهِيَ حَرْفُ نَفْيٍ وَجَزْمٍ وَقَلْبٍ نَحْوُ قَوْلِهِ تَعَالَى: {لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْ}

Lam adalah
حَرْفُ نَفْيٍ
- huruf nafi', nafi' itu artinya peniadaan (tidak).

وَجَزْمٍ
- jazm, artinya menjadikan fi'il mudhari itu majzum.

وَقَلْبٍ
- qolbin, qolbin ini membalik.

---------------------------
📑👣
Disini ada catatan kaki apa yang dimaksud dengan "membalik" yaitu لَمْ ini membalik dari fi'il mudhari menjadi makna madhi. Sehingga kalo kita menggunakan  لَمْ ini berarti artinya memang "tidak"
---------------------------

نَحْوُ قَوْلِهِ تَعَالَى:
Contohnya adalah firman Allah Subhanahu wa ta'ala
{لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْ}
"Tidak melahirkan dan tidak pula dilahirkan".

🍀Asalnya يَلِدُ dan يُلَدُ ketika ada لَمْ
☘jadi sukun لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْ


2⃣. Kemudian hurf jazm yang kedua


وَلَمَّا : وَهِيَ حَرْفُ نَفْيٍ وَجَزْمٍ وَقَلْبٍ
Lamma juga sama seperti لَمْ kalau kita ngirab nanti, cara bacanya seperti ini :

لَمْ حَرْفُ نَفْيٍ وَجَزْمٍ وَقَلْبٍ

نَحْوُ قَوْلِهِ تَعَالَى: {لَمَّا يَلْحَقُّوْا بِهِمْ}
Ini dalam surat al-Jumu'ah ayat 3

Kemudian yang  لَمَّا يَلْحَقُّوْا بِهِمْ

🍀 Asalnya يَلْحَقُّوْانَ , ketika ada لَمَّا dibuang
 nun nya
☘ menjadi  لَمَّا يَلْحَقُّوْا بِهِمْ

Ini dalam surat al-Jumu'ah ayat 3.

-----------------
📑👣
Disini ada catatan kaki yang menerangkan masalah لَمَّا .
 jadi لَمَّا ini مِثْلُ لَمْ ,  Seperti لَمْ

وَفَارَقَتْهَا فِي بَعْضِ الأُمُوْرِ،
Akan tetapi لَمَّا ini berbeda dengan لَمْ pada sebagian perkara (hal)

مِنْهَا:أَنَّ المَنْفِيَ بِهَا مُتَوَقَّعُ حُصُوْلِهِ
Diantaranya yang membedakan antara  لَمْ dan لَمَّا   bahwasanya yang dinafi'kan, sesuatu yang di negasikan (yang ditiadakan) terjadi hasilnya (مُتَوَقَّعُ حُصُوْلِهِ).

💡 Jadi bedanya kalau kita ngomong pake لَمَّا, ini artinya belum saja. Tapi pada kemudian hari, in syaa Allah akan terjadi.
Seperti ketika Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman :
لَمَّا يَذُوقُوا عَذَابَ
"Mereka belum merasakan adzab".
Ini belum saja, nanti pun akan merasakan adzabnya. Jadi ini bedanya لَمْ sama  لَمَّا.

Jadi kalau kita mengatakan
لَمَّا أَأْكُلْ
"Saya belum makan".
Setelah dia ngomong mungkin dia akan makan.

Jadi ini bedanya لَمْ sama  لَمَّا.

---------------------------

3⃣. Kemudian huruf jazm yang ketiga. وَلاَمُ الأَمًر lam yang menunjukkan makna perintah.

وَلاَمُ الأَمْرِ: وَهِيَ الَّتِي يُطْلَبُ بِهَا الْفِعْلُ ،

Dan لاَمُ الأَمْرِ adalah lam yang dengan lam nya ini, menuntut (meminta) adanya perbuatan.

نَحْوُ قَوْلِهِ تَعَالَى:
Contohnya firman Allah Subhanahu wa ta'ala

{لِيُنْفِقْ ذُوْ سَعَةٍ}
"Hendaknya orang-orang yang memiliki keluasan, berinfaq".

🍀 Asalnya يُنْفِقُ , ketika ada ل Disini, maka menjadi majzum. Karena lamnya adalah lam yang bermakna perintah.

Dan ini harus kita bedakan antara لاَمُ الأَمر sama لَامُ كَيْ .
- Kalo  لَامُ كَيْ itu menjadikan fi'il mudhari setelahnya menjadi manshub.
- Tapi kalau لاَمُ الأَمر menjadikan fi'il setelahnya majzum.

Dan lihat karena  لاَمُ الأَمر sama لَامُ كَيْ ini sama-sama li, kalau nempel sama fi'il mudhari, dia bentuknya li ( لِيُنْفِقْ )

Misalkan.
 جِئْتُ لِأقْرَءَ
💡Untuk membedakan mana yang  لاَمُ الأَمر dengan لَامُ كَيْ, lihat konteks kalimatnya. Tentu kalau kita mengatakan جِئْتُ لِأقْرَءَ  maka lam disini adalah lam yang menyatakan tujuan atau supaya.
✅ "Saya datang supaya bisa membaca"

Tidak mungkin kalau kita membaca جِئْتُ لِأقْرَءَ  maksudnya
❌ "Saya datang agar saya / hendaknya saya membaca". Ini gak mungkin sebagai perintah.

Jadi untuk membedakan antara لاَمُ الأَمر dengan لَامُ كَيْ, dilihat dari konteks kalimatnya.

:{لِيُنْفِقْ ذُوْ سَعَةٍ}
Ini surat ath-Tholaq ayat 7.


وَتَأَتِي لِلدُّعَاَءِ عِنْدَمَا يَكُوْنُ الطَّلِبُ مِنَ اللَّهِ، نَحوُ قَوْلِهِ تَعَلَى: {لِيَقْضِ عَلَيْنَا رَبُّكَ}

Dan لاَمُ الأَمر  ini digunakan juga untuk doa (untuk permohonan).
Ketika permohonan nya itu ditujukan kepada Allah, maka kita gak boleh mengatakan ini perintah. Tapi kita mengatakan ini do'a.

Jadi kalau kita ngomong nya sama manusia, misalkan bos kepada bawahannya, itu namanya memerintahkan. Si bos memerintahkan bawahannya untuk mengerjakan sesuatu. Tapi kalau dari bawahan ke bos, tentu kita gak mungkin mengatakan "bawahannya memerintah kepada bosnya", tapi kita katakan bahwa "bawahannya meminta tolong kepada bosnya".

💡 Begitupun hubungan antara kita dengan Allah, kalau khitob-khitob dalam Al-Quran kepada manusia, kepada orang islam, itu disebut dengan perintah. Tapi kalau permohonan kita kepada Allah tidak boleh dikatakan ini لاَمُ الأَمر , tapi kita katakan لاَمُ الدُّعَاء lam sebagai bentuk permohonan.

Disini contohnya,
{لِيَقْضِ عَلَيْنَا رَبُّكَ}
Ini surat az-Zukhruf ayat 77

"Hendaknya Tuhan mu itu memutuskan atas kami  (memutuskan tentang perkara kami)".

Karena ini berkaitan dengan Tuhan, tentu kita tidak boleh mengatakan ini perintah, karena Allah itu tidak bisa diperintah. Adapun kalau dari Allah kepada manusia, atau dari manusia yang lebih tinggi derajatnya kepada yang lebih rendah derajatnya, ini disebut dengan لاَمُ الأَمر .

💡 Jadi pada hakikatnya  لاَمُ الأَمر sama لاَمُ الدُّعَاء sama, bedanya hanya dari sisi siapa yang memerintah dan siapa yang diperintah.

4⃣. Kemudian huruf jazm yang keempat laa nahiyah.

وَلَاالنَّاهِيَةُ: وَهِيَ الَّتِي يُطْلَبُ بِهَا تَرْكُ الفِعْلِ ،

🔹Jadi kalau لاَمُ الأَمر itu meminta dilakukannya sesuatu,
🔹 kalo  لَا النَّاهِيَةُ meminta ditinggalkannya sesuatu. Jadi permintaan untuk meninggalkan sebuah perbuatan disebut sebagai  لَا النَّاهِيَةُ .

نَحْوُ قَوْلِهِ تَعَالَى: {لَاتَحْزَنْ}
Contohnya firman Allah Subhanahu wa ta'ala لَاتَحْزَنْ "janganlah kamu bersedih!".
Ini dalam surat at-Taubah ayat 40

وَتَأَتِي لِلدُّعَاءِ نَحْوُ قَوْلِهِ تَعَالَى:{رَبَّنَا لَاتُؤَاخِذْنَآ}
🍀 Dan  لَا النَّاهِيَةُ ini digunakan juga untuk doa (permohonan).
Contohnya firman Allah Subhanahu wa ta'ala :

رَبَّنَا لَاتُؤَاخِذْنَآ
"Tuhan kami, janganlah engkau anggap dari kami".

Tentu karena رَبَّنَا disini kita sedang berbicara kepada Allah Subhanahu wa ta'ala, kita tidak boleh mengatakan bahwa ini adalah   لَا النَّاهِيَةُ (laa larangan), tapi kita katakan  لَا في الدُّعَاء laa yang bermakna permohonan, kita memohon kepada Allah Subhanahu wa ta'ala agar tidak menganggap perbuatan yang kita lakukan atau kita lupa.

Ini dalam surat Al-Baqarah ayat 286.

---------------
📑👣
Disini ada catatan kaki

قَوْلُ المُصَنِّفُ:(وَلَامُ الأَمْرِ وَالدُّعَاءِ، وَلَافِي النَّهِيٍ وَالدُّعَاءِ) إِشَارَةٌ  إِلَى أَنَّ هَاتَيْنِ الأَدَاتَيْنِ مَعَ اللهِ تَعَالَى لَا تَلِيْقَانِ إِلَّا أَنْ تَكُوْنَا لِلدُّعَاءِ، فَاللَّهُ لَا يُعْمَرُ وَلَا يُنْهَى

Perkataan Mushonnif : adalah isyarat bahwasanya Kedua macam amil jazm ini, tidak layak kita sandingkan dengan kalimat Allah Subhanahu wa ta'ala, kecuali kalo itu bentuknya adalah permohonan.

💡Jadi gak mungkin kita mengatakan istilah  لاَمُ الأَمر dan لَا النَّاهِيَةُ untuk Allah. Karena yang mungkin bagi seorang hamba kepada Allah Subhanahu wa ta'ala adalah memohonnya. Jadi,

♻ Tidak ada istilah  لَامُ الأَمْرِ , adanya istilah لَامُ الدُّعَاءِ
♻ Tidak ada istilah لَا النَّاهِيَة , adanya istilah  لَا في الدُّعَاء

🏆Jadi ini salah satu adzab ulama kita terhadap Allah Subhanahu wa ta'ala, tidak hanya memikirkan masalah penggunaan istilah saja, bahkan penggunaan istilahnya pun itu diperhatikan, mana yang cocok untuk manusia dan mana yang selayaknya kita sematkan (kita sandingkan) bersamaan dengan nama Allah yang maha besar.

فَاللَّهُ لَايُعْمَرُ وَلَايُنْهَى
Maka Allah itu tidak diperintah dan tidak pula dilarang.

Jadi sebagai bentuk adab kita kepada Allah Subhanahu wa ta'ala kita bedakan istilahnya.

🔹 Kalau untuk Allah istilahnya  لَامُ الدُّعَاءِ
🔹 sama  لَا في الدُّعَاء


وَأَمَّا مَعَ غَيْرِاللَّهِ إِذَا كَانَ مِنْ أَدْنَى إِلَى أَعْلَى فَنُسَمِّيْهُمَا  سُؤَالًا لَا دُعَاءً.
Adapun kalau pembahasan ini terkait dengan hal selain Allah, apabila dari yang lebih rendah kedudukannya kepada yang lebih tinggi kedudukannya, maka kita namakan dia sebagai سُؤَالًا  sebagai permohonan (sebagai permintaan), bukan do'a.

💡
 Jadi kalau kita bicara dengan sesama manusia, dari orang yang lebih rendah kedudukannya, misalkan dari anak buah kepada bosnya, ini istilahnya adalah su'al (سَؤَالًا), jadi bukan do'a juga.

Jadi ada perbedaan istilah, do'a itu istilah khusus yang hanya digunakan antara hamba dengan Allah Subhanahu wa ta'ala. Tapi kalau sesama manusia istilahnya bukan do'a, tapi istilahnya adalah su'al (permohonan).

يُنْظَرُ شَرْحُ ابْنِ عُثَيْمِيْنُ عَلَى أَجُرُّوْمِيَّةِ،
Silahkan dilihat syarih Ibnu Utsaimin alal al-Ajurrumiyah

Bahwasanya Ibnu Utsaimin mempunyai Syarah dari kitab Ajurrumiyah, dan beliau membahas tentang masalah ini

وَعَلَى الأُصُوْلِ مِنْ عِلْمِ الأُصُوْلِ.
Dan juga kitab Ibnu Utsaimin yang lain, al-Ushuul min 'ilmil-Ushuul.

Barangkali untuk sesi yang pertama dicukupkan sampai disini dulu, karena ini sudah lumayan panjang pembahasannya.

semoga bermanfaat.

وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم
سبحانك اللهم وبحمدك، أشهد أن لا إله إلا أنت، أستغفرك وأتوب إليك
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته



--------------------------------------