📝 Transkrip Materi BINAR Pekan 11
🎧 Pengisi Materi :: Ustadz Abu Razin
📚 Dars 25 :: Bab Al Af’al Bag 2
⌛ Durasi audio :: 16.15 menit
-----------------------------------------------------------------
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله, أما بعد.
Alhamdulillah kita masih membahas Kitab Al Mumti’ Fii Syarhil Ajurrumiyyah, dan kita masih melanjutkan pembahasan dari bab بَبُ الأَفْعَالِ bab tentang fi’il-fi’il.
Pada kesempatan kali ini kita bahas dan kita lanjutkan fi’il yang ketiga.
ثَالِثًا: الفِعْلُ المُضَارِعُ
3⃣ *Fi’il Mudhari*
قَالَ المُصَنِّفُ: (وَالمُضَارِعُ : مَا كَانَ فِي أَوَّلِهِ إِحْدَى الزَّوَائِدِ الأَرْبَعِ، يَجْمَعُهَا قَوْلُكَ: (أَنَيْتُ)، وَهُوَ مَرْفُوْعٌ أَبَدًا حَتَّى يَدْخُلَ عَلَيْهِ نَاصِبٌ أَوْ جَازِمٌ)
Berkata Al-Mushonnif Ibnu Aajurum Ash-Shonhajiy, fi’il mudhari’ adalah fi’il yang diawalnya ada salah satu dari empat huruf tambahan yang terkumpul dalam perkataan (أَنَيْتُ).
Maksudnya hamzah, nun, ya’, dan ta’.
Dan fiil mudhari itu dirofakan selama-lamanya sampai kemasukan aamil penashob atau aamil penjazm.
Jadi definisi fi’il mudhari adalah fiil yg diawali oleh huruf mudhoroah.
Apa itu mudhoroah? *Huruf yang mengawali fiil mudhori*. Huruf yang me…fiil mudhari itu ada empat.
1. Hamzah
2. Nun
3. Ya’
4. Ta’
Ringkasnya kita bilang (أَنَيْتُ). Jadi fiil mudhari itu pasti diawali oleh salah satu empat huruf mudhoroah ini.
Kemudian hukum asal fiil mudhari itu adalah marfu.
Kapan dia berubah dari hukum asalnya.
Jika ada huruf nashob dan juga huruf jazm. Atau ada aamil penashobnya atau ada aamil penjazmnya.
الشَّرْحُ : الفِعْلُ المُضَارِعُ
Penjelasan fiil mudhari
حُكْمُهُ : لَهُ حُكْمَانِ : حُكْمٌ بِاعْتِبَارِ أَوَّلِهِ، وَحُكْمٌ بِاعْتِبَارِ آخِرِهِ.
Jadi fiil mudhari ini punya dua hukum.
🔶 Hukum yang pertama berdasarkan huruf pertamanya dan
🔶hukum yang kedua berdasarkan akhirnya. Akhir fiil mudharinya.
قَأَمَّا حُكْمُهُ بِاعْتِبَارِ أَوَّلِهِ :
Adapun hukumnya berkaitan dengan awalnya.
فَإِنَّهُ لاَبُدَّ أَنْ يَكُوْنَ فِيْ أَوَّلِهِ وَاحِدٌ مِنْ أَرْبَعَةِ أَحْرُفٍ
Maka yang namanya fiil mudhari itu harus diawalnya itu terdapat salah satu dari empat huruf.
وَهِيَ : الهَمْزَةُ ، وَالنُّوْنُ، والبَاءُ، وَالتَّاءُ،
Jadi fiil mudhari kalau depannya tidak hamzah, nun, ya’ atau ta’
يَجْمَعُهَا قَوْلُكَ : (أَنَيْتُ)
Yang terhimpun dalam ucapanmu (أَنَيْتُ) jadi biar gampang ingatnya. (أَنَيْتُ)
نَحْوُ : أَقُوْمُ، وَ نَقُوْمُ، وَ يَقُوْمُ ، وَ نَقُوْمُ.
Lihat أَقُوْمُ، ini awalnya hamzah
نَقُوْمُ➖ awalnya nun
يَقُوْمُ➖ awalnya ya
نَقُوْمُ➖ awalnya ta
وَ أَمَّا حُكْمُهُ بِاعْتِبَارِ آخِرِهِ : فَإِنَّهُ تَارَةً يَكُوْنُ مَبْنِيًّا، وَ تَارَةً يَكُوْنُ مُعْرَبًا وَهُوَ الغَالِبُ فِيْهِ.
Adapun hukumnya yang berkaitan dengan huruf terakhirnya (keadaan terakhirnya) ,maka dia terkadang mabniy, dan terkadang mu’rob dan dialah yang paling banyak.
Artinya fiil mudhari itu kebanyakan yang mu’rob disbanding yang mabniy.
Thoyyib
فَأَمَّاالمَبْنِيُّ فَلَهُ حَلَتَانِ :
Maka fiil mudhari yang mabniy itu dalam dua keadaan yang pertama
يُبْنَى عَلَى السُّكُوْنِ : إِذَا اتَّصَلَتْ بِهِ نُوْنُ الإنَاثِ ،
> نَحْوُ : قَوْلِهِ تَعَا لَى : (وَالْوَالِدَاتُ يُرْضِعْنَ)
🔷 Mabniy atas sukun. Jadi dimabniykan atas sukun. Kapan? Apabila bersambung dengan nun muannats.
Contohnya:
Dalam firman Allah Subhanahu wa ta’alaa:
وَالوَالِدَاتُ يُرْضِعْنَ
Lihat ‘ainnya sukun. Makanya kita katakan mabniy atas sukun.
Ini dalam surat Al Baqoroh ayat 233.
Kemudian
وَيُبْنَى عَلَى الفَتْحِ : إِذَا اتَّصَلَتْ بِهِ نُوْنُ التَّوْكِيْدِ . نَحْوُ : قَوْلِهِ تَعَالَى : ( لَنُخْرِجَنَّكَ )
🔷 Keadaan yang kedua dimabniykan atas fathah. Kapan dia mabniy diatas fathah?Apabila bersambung dengan nun taukid.
نَحْوُ : قَوْلِهِ تَعَالَى
Contohnya
Dalam firman Allah Subhananu wa ta’alaa:
لَنُخْرِجَنَّكَ
Ini dalam surat Al A’rof ayat 88.
Lihat, asalnya نُخْرِجُ kalau nun taukid bersambung dengan fiil nanti kaidahnya huruf terakhirnya itu jadi fathah.
Asalnya نُخْرِجُ ya. Kalau mau ditambahkan huruf nun taukid. Huruf terakhinya ج( jim) nya itu asalnya dhommah menjadi fathah نُخْرِجَنَّ ini kaidah menambahkan nun taukid kepada fiil.
Jadi fiil mudhari itu kebanyakannya mu’rob.
Nah yang mabniy hanya dua keadaan:
1⃣. Jika dia bertemu dengan nun muannats.
Jadi kalau dalam tashrif fiil mudhari itu yang dhomirnya hunna dengan antunna. Misalkan kalau yadribu berarti yan نَضْرِبْنَ danتَضْرِبُ. Ini yang mabniy. Kalau يَكْتُبُ berarti yang يَكْتُبْنَ dan تَكْتُبْنَ yang mabniy.
2⃣. Kalau dia bersambung dengan nun taukid, maka dia mabniy. Cuma mabniynya عَلَى الفَتْحِ
Thoyyib
Kemudian selanjutnya :
وَ يُعْرَبُ المُضَارِعُ :إِذَا لَمْ يَتَّصِلْ بِآخِرِهِ نُوْنُ الإِنَاثِ أَوْ نُوْنُ التَّوْكِيْدِ
Ini simple ya. Fiil mudhari itu mu’rob kapan?
🔷 Apabila tidak bersambung dengan akhirnya nun muannats atau nun taukid. Pokoknya selain yang bersambung dengan nun muannats dan nun taukid. Itu mu’rob.
Kembali ke hukum asalnya.
وَالمُضَارِعُ المُعْرَبُ عَلَى قِسْمَيْنِ
Tapi fiil mudhari mu’rob itu dibagi lagi menjadi dua
مُعْرَبٍ بِالحَرَكَاتِ، وَ مُعْرَبٍ بِالحُرُوْفِ :
📗 Ada yang mu’robnya dengan harokat, ada mu’robnya dengan huruf
مُعْرَبٍ بِالحَرَكَاتِ،
Kapan dia mu’rob dengan harokat? Dan kapan dengan huruf?
مُعْرَبٍ بِالحَرَكَاتِ : إِذَا لَمْ يَتَّصِلْ بِآخِرِهِ: أَلِفُ الاثْنَيْنِ أَوْ وَاوُ الجَمَاعَةِ أَوْ يَاءُ المُخَاطَبَةِ
Apabila tidak bersambung diakhirnya alif mutsanna, waw jamak, dan ya’ mukhotobah
نَحْوُ :
Contohnya:
▪ يَذْهَبُ،
▪وَلَنْ يَذْهَبَ،
▪وَلَمْ يَذْهَبْ.
Yadzhabu يَذْهَبُ ini lihat tidak ada alif mutsanna, tidak ada waw jamak, tidak ada ya’ mukhotobah.
Makanya dia marfunya dengan dhommah يَذْهَبُ. Nashobnya dengan fathah لَنْ يَذْهَبَ. Dan jazmnya dengan sukun لَمْ يَذْهَبْ.
📗 Yang kedua
وَمُعْرَبٍ بِالحُرُوْفِ : إِذَااتَّصَلَ بِهِ أَلِفُ الاثِنَيْنِ أَوْ وَاوُ الجَمَاعَةِ أَوْ يَاءُ المُخَاطَبَةِ
Mu’rob dengan huruf kapan? Kalau dia bersambung dengan alif mutsanna, waw jamak, atau ya’ mukhotobah.
نَحْوُ :
Contohnya
▪ يَذْهَبَانِ،
▪وَ يَذْهَبُوْنَ،
▪وَ تَذْهَبِيْنَ.
Jadi ini dikenal sebagai al af’alul khomsah.
▪ يَذْهَبَانِ، تَذْهَبَانِ، يَذْهَبُوْنَ، تَذْهَبُوْنَ، تَذْهَبِيْنَ
Thoyyib
Jadi ini merupakan materi yang terakhir fiil mudhari.
Kesimpulannya fiil mudhari itu ada yg mu’rob ada yang mabniy. Kebanyakan yang mu’rob.
Yang mabniy kalau ditashrif fiil mudhari itu dhomir hunna dan antunna. Kemudian juga fiil mudhari yang diakhiri nun taukid.
Thoyyib
_____________________
Kemudian selanjutnya di kitab halaman 62
Disini ada tabel-tabel. Sebenarnya ini hanya rangkuman saja. Rangkuman dari pelajaran بَبُ الأَفْعَالِ.
Kita lihat tabel yang pertama. Tabel yang pertama ini ingin menunjukkan bersambungnya fiil-fiil dengan dhomir.
Misalkan fiil madhi. Fiil madhi itu bersambung ta’ fail.
Contohnya كَتَبْتُ,
=> kemudian na fail كَتَبْنَ,
=> kemudian alif mutsanna كَتَابَ,
=> nun muannats كَتَبْنَ,
=> wawu jamak كَتَبُوْا,
=> dan ta’ ta’nits كَتَبَتْ.
Fiil madhi ini tidak bersambung dengan ya’ mukhotobah dan nun taukid.
*Nun taukid itu tidak akan pernah bersambung dengan fiil madhi*.
*Nun taukid hanya bersambung pada fiil mudhari dan fiil amr*.
Adapun fiil mudhari dia tidak mungkin bersambung dengan ta’ fail dan na fail.
Karena memang kalau kita tashrif fiil mudhari misalkan يَكْتُبُ, يَكْتُبَانِ, يَكْتُبُوْنَ tidak ada satupun tashrifan yang ujungnya itu ta’ atau nun.
Seperti يَكْتُبُ maka dia adanya bersambung dengan alif mutsanna,
√ Yaktubaani يَكْتُبَانِ nun muannats,
√ yaktubna يَكْتُبْنَ wawu jamak
√ Taktubiina تَكْتُبِيْنَ ya’ mukhotobah.
√ dan nun taukid يَكْتُبَنَّ. → Asalnya يَكْتُبُ jadi يَكْتُبَنَّ .
Begitupun fiil amr. Karena fiil amr turunan dari fiil mudhoori' maka dia sama persis dengan fiil mudhoori'.
Dia hanya bersambung dengan =
√ alif mutsanna اُكْتُبَا
√ nun muannats اُكْتُبْنَ
√ ya mukhotobah اُكْتُبِي
√ nun taukid اُكْتُبَنَّ
===========================
🔵 *Tabel kedua di halaman 62*
Perbedaan Ta Fail dan Ta Ta'nits
2⃣ *الفَرْقُ بَيْنَ تَاءِ الفَاعِلِ وَتَاءِالتَّأْنِيْثِ*
🔹 *تَاءُالفَاعِلِ* ➖🔸 *تَاءُالتَّأْنِيْثِ*
🔹ضَمِيْرٌ فِيْ مَحَلِّ رَفْع فَاعِلٌ
Dhomir dalam keadaan rofa' menjadi fail
🔸حَرْفٌ لَامَحَلَّ لَهُ مِنَ الإِعْرَابِ
Huruf yang tidak ada kedudukan dalam irob
Misalkan yang dimaksud ta ta'nist itu ضَرَبَ yang ضَرَبَتْ.
Kalo ضَرَبَتْ kita irob, ضَرَبَ itu fiil madhi, ta nya apa? Kita tdk bisa bilang itu fail. Jadi ta itu tanda ta'nist.
Dan dia tidak ada kedudukan nya dalam irob.
Berbeda dengan ta dalam ضَرَبْتُ -ضَرَبْنَا-ضَرَبْتُمْ- ضَرَبْتُوْا - ضَرَبْتُنَّ
itu ta nya berkedudukan.
Dia nya sebagai failnya.
Perbedaan ke 1⃣ :::
🔹🔹 Ta fail, ta-nya berharokat (مُتَحَرِّكَةٌ)
ضَرَبْتُ - ضَرَبْتُ -ضَرَبْنَا- ضَرَبْتُوْا - ضَرَبْتُنَّ
🔸🔸Ta' ta'nits, ta-nya sukun. , ضَرَبَتْ
Perbedaan ke-2⃣ ::
🔹🔹🔹مَاقَبْلَهَاسَاكِنٌ
🔹🔹 Kalau ta' fail (مَاقَبْلَهَاسَاكِنٌ)
Huruf yang sebelum nya sukun, ضَرَبْتُ karena dia mabni 'alaas sukun.
🔸🔸 Kalau ta' ta'nits (مَاقَبْلَهَامَفْتُوْحٌ) Apa yg sebelumnya itu fathah.
Contoh nya ضَرَبَتْ, lihat بَ nya fathah.
🔹🔹 Contoh ta fail ::
⚫ مِثْلُ: أَنَاكَتَبْتُ
"Saya telah menulis".
🔸🔸 Adapun ta ta'nits contohnya ::
⚫ مِثْلُ: هِيَكَتَبَتْ
"Dia telah menulis".
============================================
🔴 *Tabel ketiga*
3⃣ *الفَرْقُ بَيْنَ نُوْنِ الإِنَاثِ وَنُوْنِ التَّوْكِيْدِ*
🔹 *نُوْنُ الإِنَاث*ِ ➖🔸 *نُوْنُالتَّوْكِيْدِ*
*Perbedaan antara nun muannats dan nun taukid*.
Perbedaan ke- 1⃣
🔹🔹 Kalau nun inaatsi ::
🔹ضَمِيْرٌ فِيْ مَحَلِّ رَفْع فَاعِلٌ
Dhomir dalam keadaan rofa sebagai fail
🔸🔸 Adapun nun taukid ::
Huruf saja,
🔸حَرْفٌ لَامَحَلَّ لَهُ مِنَ الإِعْرَابِ
Huruf saja tidak punya kedudukan dalam irob
Jadi, misalkan kalimat يَكْتُبُ. Kalau يَكْتُبْنَ dan تَكْتُبْنَ maka nun nya itu sebagai failnya.
Tapi kaloيَكْتُبُ berubah menjadi يَكْتُبَنَّ maka nun nya ini hanya huruf saja tidak punya kedudukan, dia hanya punya berpengaruh dari sisi maknanya saja.
Tapi dari sisi irob nun itu bukan apa-apa.
Tapi nun muannats يَكْتُبْنَ dan تَكْتُبْنَ maka nunnya adalah failnya.
Perbedaan ke- 2⃣
🔹🔹nun muannats => مُتَحَرِّكَةٌ بِالفَتْحِ
Berharokat fathah, يَكْتُبْنَ dan تَكْتُبْنَ
🔸🔸nun taukid => مَتَحَرِ كَةٌ بِا لفَتْحِ مَعَ التَّشْدِيْدِ
Berharokat fathah tapi ada tasdid nya,
يَكْتُبُ menjadi يَكْتُبَنَّ.
Perbedaan ke-3⃣
🔹🔹🔹Nun muannats => مَاقَبْلَهَاسَاكِنٌ
Apa yang sebelumnya adalah sukun, يَكْتُبْنَ ba-nya sukun.
🔸🔸🔸Nun taukid => مَاقَبْلَهَا مَفْتُوْحٌ
Huruf yang sebelumnya fathah, يَكْتُبَنَّ
🔹 Contoh nun muannats ::
مِثْلُ: الطَّالِبَاتُ يَكْتُبْنَ
🔸 Contoh nun taukid ::
مِثْلُ: لَا تَكْتُبَنَّ
============================================
Bagan hal 63
*Kesimpulan* :
⚫ Ini merupakan kesimpulan bahwa fiil maadhi' mabniy.
1⃣ Mabniy ada yang alal عَلَى الفَتْحِ
Contoh ::
ذَهَبَ - ذَهبَت - ذَهَبَا
➖ Lihat , Ba بَ fathah.
2⃣ Ada yang mabniy عَلَى الضَمَّ
contohnya :
▫ذَهَبُوْا
➖ Lihat Ba-nya ب dhommah
3⃣ Ada yg عَلَى السُكُوْنِ
contohnya :
▫ذَهَبْتُ - ذَهَبْنَا - ذَهَبْنَ
➖Ba-nya ب sukun
=========================
⚫ Fiil Amr Mabniy.
🔹 Ada yang عَلَىالسُكُوْنُ
contohnya :
▫اِذْهَبْ - اِذْهَبْنَ
🔹 Ada yang عَلَى الفَتْحِ
contohnya :
▫اِذْهَبَنَّ ➖ nun taukid
🔹 Ada lagi عَلَى الحذف
Terbagi lagi ::
1⃣ على ح َذفِ حرفِ العلةِ
contohnya :
▫اِسْعَ ➖ membuang huruf alif
▫ادعُ ➖ membuang huruf wawu
▫ارمِ ➖ membuang huruf ya
2⃣ حذف النون ➖ membuang nun
contohnya:
▫اذهبوا - اذهبا - اذهبي
Ini semuanya membuang nun.
==========================
⚫ Adapun Fiil mudhoori' ada yang mu'rob dan mabniy. Terbanyak adalah mu'rob.
Yang mabniy hanya dua keadaan ::
1⃣ مَبْنِيٌّ على الفتحِ مع نونِ التوكيدِ
Dia dimabniykan atas fathah kalau bersambung dengan nun taukid.
Contoh :::
>> لاتخرجَنَّ
Asalnya adalah لَا تَخْرُجْ ketika bersambung dengan nun maka jadi لاتخرجَنَّ jim-nya menjadi fathah.
2⃣ مَبْنِيٌّ على السكونِ معَ نونِ الإناثِ
Dia dimabniykan atas sukun karena bersambung dengan nun muannats.
Contoh ::
>> يخرجْنَ
Adapun Fiil mudhoori' yang mu'rob terbagi dua.
🔸 Ada yang mu'rob dengan harokat.
Contoh ::
>> يذهبُ - لن يذهبَ - لم يذهبْ - يمشي
🔹 Ada yang dengan huruf.
Contoh ::
>> يذهبان يذهبون تذهبين
Ini adalah fiil yg lima.
⭐Ketika nashob menjadi :
>> لن يذهبا و لن يذهبوا ولن تذهبي
⭐ Ketika jazm :
>> لم يذهبا و لم يذهبوا و لم تذهبي
⭐ Ketika rofa :
>> لم يمشِ
Huruf illat nya dibuang
3⃣ *المُضَارِع* ➖ Mudhari
١. مُعْرَبْ
🔹بالحركات
Contohnya:
▫يذهبُ - لن يذهبَ - لم يذهبْ - يمشي
🔹بالحروف
contohnya:
1. Dengan huruf. Ini adalah fiil yg lima
▫يذهبان يذهبون تذهبين
Ketika nashab
▫لن يذهبا و لن يذهبوا ولن تذهبي
Ketika jazm
▫لم يذهبا و لم يذهبوا و لم تذهبي
Ketika rofa
▫لم يمشِ
Huruf illat nya dibuang
==========================
Untuk halaman 64 sampai halamn 66 ini merupakan contoh cara irob ayat-ayat yg tadi diberikan contoh fiil-fiil ini.
Insya Allah antum sudah terbiasa meng-irob karena ini dars dari yg pertama sampe sekarang, ada terus irob nya insyaAllah bisa dibaca sendiri.
Dan ini memang bagus sekali untuk dibaca. Karena irob itu kita bisa karena terbiasa mengirob. Dan silakan dibaca sendiri.
Thoyib
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
Tidak ada komentar:
Posting Komentar